JAKARTA - Penyelarasan pendidikan dan dunia kerja bukan hanya untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja karena memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan dunia industri. Penyelarasan pendidikan mesti juga melatih lulusan untuk mampu mandiri menjadi wirausaha yang membuka lapangan kerja bagi dirinya maupun orang lain.
"Penyelarasan pendidikan dan dunia kerja jadi fokus yang penting saat ini. Untuk mewujudkannya, perlu sinergi dengan banyak pihak," kata Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional, di Jakarta, Minggu (10/1/2010).
Hamid yang juga Koordinator Program Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja Kementrian Pendidikan Nasional, mengatakan penyalarasan mendesak dilakukan karena kenyataan di masyarakat menunjukkan makin tinggi pendidikan seseorang, makin rendah kemandirian. Kondisi tersebut tercermin dari semakin meningkatnya pengangguran terdidik di jenjang pendidikan menengah dan tinggi.
Untuk pendidikan kewirausahaan, kata Hamid, bukan hanya dikembangkan di persekolahan dan perguruan tinggi. Pendidikan di luar sekolah seperti keaksaraan, lembaga kursu, dan pendidikan masyarakat juga kan dikembangkan.
Di Indonesia ada sekitar 10.000 lembaga kursus dan lima ribu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang juga perlu sentuhan penyelarasan dengan dunia kerja, baik dalam peningkatan keterampilan, maupun pendidikan kewirausahaan.
Hamid mengatakan implementasi penyelarasan pendidikan dan dunia kerja yang bersifat lintas sektor itu nantinya diatur dalam general frame work. "Acuan itu akan diluncurkan akhir Januari ini, sebagai bagian dari 100 hari program kerja Mendiknas," kata Hamid.
Sumber: kompas.com
"Penyelarasan pendidikan dan dunia kerja jadi fokus yang penting saat ini. Untuk mewujudkannya, perlu sinergi dengan banyak pihak," kata Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional, di Jakarta, Minggu (10/1/2010).
Hamid yang juga Koordinator Program Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja Kementrian Pendidikan Nasional, mengatakan penyalarasan mendesak dilakukan karena kenyataan di masyarakat menunjukkan makin tinggi pendidikan seseorang, makin rendah kemandirian. Kondisi tersebut tercermin dari semakin meningkatnya pengangguran terdidik di jenjang pendidikan menengah dan tinggi.
Untuk pendidikan kewirausahaan, kata Hamid, bukan hanya dikembangkan di persekolahan dan perguruan tinggi. Pendidikan di luar sekolah seperti keaksaraan, lembaga kursu, dan pendidikan masyarakat juga kan dikembangkan.
Di Indonesia ada sekitar 10.000 lembaga kursus dan lima ribu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang juga perlu sentuhan penyelarasan dengan dunia kerja, baik dalam peningkatan keterampilan, maupun pendidikan kewirausahaan.
Hamid mengatakan implementasi penyelarasan pendidikan dan dunia kerja yang bersifat lintas sektor itu nantinya diatur dalam general frame work. "Acuan itu akan diluncurkan akhir Januari ini, sebagai bagian dari 100 hari program kerja Mendiknas," kata Hamid.
Sumber: kompas.com