JAKARTA - Panitia Ujian Nasional (UN) di Jawa Timur menerapkan trik terbaru pengawasan UN dengan mewajibkan setiap pengawas ruang memakai tanda pengenal lengkap dengan fotonya. Tiap sekolah penyelenggara UN diwajibkan menyerahkan daftar pengawas sekolah lengkap dengan fotonya pada Senin (25/1/2010 depan).
"Bisa saja kan, seorang pengawas tukar shift dengan pengawas lain, yang ujung-ujungnya membantu siswa"
-- Kusmintardjo/Koordinator UN 2010 Jatim
Panitia penyelenggara Ujian Nasional (UN) 2010 yang dibadani oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jatim, terus menekan setiap celah yang bisa dimanfaatkan untuk berbuat curang. Trik terbarunya, panitia mewajibkan setiap pengawas ruang untuk memakai tanda pengenal lengkap dengan fotonya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Kota Malang Tri Suharno dalam sosialisasi UN tahap akhir di aula SMA Tugu, Kamis (18/1/2010) lalu. Tri mengaku tak tahu alasan di balik peraturan yang menurutnya baru berlaku sekarang itu.
"Kemungkinan untuk memperketat pengawasan. Apapun itu, kami siap melaksanakan aturan ini," kata Tri.
Setiap pengawas ruang, lanjut Tri, sudah harus menyerahkan pas foto itu paling lambat Senin (25/1). "Tiap sekolah wajib menyerahkan daftar pengawas sekolah lengkap dengan fotonya. Jumlahnya, tergantung jumlah kelas yang digunakan untuk UN di sekolah itu," terang Tri.
Untuk tiap satu kelas yang digunakan untuk UN, sekolah wajib menyertakan dua tenaga pengawas. Semisal, SMAN 4 menyiapkan 12 kelas untuk UN, berarti mereka harus menyiapkan 24 pengawas.
Dikonfirmasi secara terpisah, Dr Kusmintardjo Mpd, salah satu koordinator kepanitiaan UN 2010 untuk Jawa Timur mengakui, aturan itu untuk mencegah kecurangan dalam pengawasan UN.
"Dengan foto itu kita bisa mengontrol siapa saja yang menjaga UN. Bisa saja kan, seorang pengawas tukar shift dengan pengawas lain, yang ujung-ujungnya membantu siswa," kata Kusmintardjo.
Apakah dilatarbelakangi kasus serupa dalam UN tahun sebelumnya?
"Kami tidak tahu apakah itu terjadi sebelumnya. Yang jelas, konsep ini kami comot dalam pelaksanaan ujian masuk PTN," kata Pembantu Rektor I Universitas Negeri Malang ini.
Usaha panitia untuk memperketat pengawasan UN kali ini memang terlihat mencolok dibanding tahun sebelumnya. Satu kebijakan lain, saat hari-H nanti, para pengawas juga akan diacak total oleh panitia. Bila sebelumnya tiap sekolah hanya berpasangan dengan satu sekolah untuk tukar pengawas ruang, kini, dengan sistem total random (acak penuh). Pengawas dari satu sekolah, bisa disebar ke enam sekolah lain.
Sumber: kompas.com
"Bisa saja kan, seorang pengawas tukar shift dengan pengawas lain, yang ujung-ujungnya membantu siswa"
-- Kusmintardjo/Koordinator UN 2010 Jatim
Panitia penyelenggara Ujian Nasional (UN) 2010 yang dibadani oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jatim, terus menekan setiap celah yang bisa dimanfaatkan untuk berbuat curang. Trik terbarunya, panitia mewajibkan setiap pengawas ruang untuk memakai tanda pengenal lengkap dengan fotonya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Kota Malang Tri Suharno dalam sosialisasi UN tahap akhir di aula SMA Tugu, Kamis (18/1/2010) lalu. Tri mengaku tak tahu alasan di balik peraturan yang menurutnya baru berlaku sekarang itu.
"Kemungkinan untuk memperketat pengawasan. Apapun itu, kami siap melaksanakan aturan ini," kata Tri.
Setiap pengawas ruang, lanjut Tri, sudah harus menyerahkan pas foto itu paling lambat Senin (25/1). "Tiap sekolah wajib menyerahkan daftar pengawas sekolah lengkap dengan fotonya. Jumlahnya, tergantung jumlah kelas yang digunakan untuk UN di sekolah itu," terang Tri.
Untuk tiap satu kelas yang digunakan untuk UN, sekolah wajib menyertakan dua tenaga pengawas. Semisal, SMAN 4 menyiapkan 12 kelas untuk UN, berarti mereka harus menyiapkan 24 pengawas.
Dikonfirmasi secara terpisah, Dr Kusmintardjo Mpd, salah satu koordinator kepanitiaan UN 2010 untuk Jawa Timur mengakui, aturan itu untuk mencegah kecurangan dalam pengawasan UN.
"Dengan foto itu kita bisa mengontrol siapa saja yang menjaga UN. Bisa saja kan, seorang pengawas tukar shift dengan pengawas lain, yang ujung-ujungnya membantu siswa," kata Kusmintardjo.
Apakah dilatarbelakangi kasus serupa dalam UN tahun sebelumnya?
"Kami tidak tahu apakah itu terjadi sebelumnya. Yang jelas, konsep ini kami comot dalam pelaksanaan ujian masuk PTN," kata Pembantu Rektor I Universitas Negeri Malang ini.
Usaha panitia untuk memperketat pengawasan UN kali ini memang terlihat mencolok dibanding tahun sebelumnya. Satu kebijakan lain, saat hari-H nanti, para pengawas juga akan diacak total oleh panitia. Bila sebelumnya tiap sekolah hanya berpasangan dengan satu sekolah untuk tukar pengawas ruang, kini, dengan sistem total random (acak penuh). Pengawas dari satu sekolah, bisa disebar ke enam sekolah lain.
Sumber: kompas.com