JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah,
terutama para guru yang bertugas menyiapkan siswanya untuk menghadapi Ujian
Nasional (UN) model baru, kini sudah mulai memetakan strateginya. Hal ini
terkait rencana pemerintah yang akan mengeluarkan kebijakan baru membuat 20
tipe soal UN untuk mengurangi kecurangan, dan mengintegrasikan hasil UN sebagai
instrumen untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Guru Bidang Kurikulum SMAN 68
Jakarta Anwar Fari mengatakan, jika standar kompetensi lulusan sudah
diperbaharui melalui sistem tersebut, sekolah akan tetap memperhatikan
kompetensi dasar dan melakukan persiapan lebih dalam.
"Kalau sudah ada surat
keputusan dan acuan yang jelas, sekolah akan mengikutinya," ujar Farid
saat dihubungi kompas.com, Senin (17/9/2012).
Meski belum digulirkan secara
resmi, Farid mengatakan rencana pengadaan 20 tipe soal UN bisa membawa
perubahan. Menanggapi hal demikian, sekolah hanya akan mengajak para siswa
untuk belajar lebih giat lagi.
"Belajar saja terus dari
tahun lalu juga seperti itu, maka kalau ada perubahan lagi, nanti diberitahukan
kepada siswa untuk lebih giat lagi menghadapi tantangan baru. Dan lagi pula,
ini sebenarnya tidak ada perbedaan, hanya porsinya saja," kata Farid.
Menurut Farid, sebenarnya soal
yang nanti diberikan pada siswanya adalah sama, yakni berjenis multiple choice.
Sifatnya juga lebih kepada pemahaman materi dari setiap mata pelajaran yang
diujikan.
"Jadi modelnya tetap
sama-sama pilihan ganda. Persiapannya hanya perlu pemantapan khusus dengan
belajar terus materinya dan menganalis bentuk dan kedalaman soal-soal,"
jelasnya.
Sama halnya dengan tanggapan
Nurliana, Kepala SMUN 94 Semanan Jakarta Barat. Dia menganggap pengadaan 20
tipe soal UN sebagai tantangan, sehingga para guru tetap perlu memikirkan strategi
pembelajaran untuk mencapai semua tujuan pendidikan.
"Kami akan menjadikannya
tantangan. Tetap memeriksa persiapan mengajar guru, mengawasi pelaksanaan
pembelajaran dan mengadakan evaluasi serta menganalisa hasil evaluasi,"
ucapnya, membocorkan strategi belajar mengulang atau remedial dan pengayaan
belajar sesuai hasil analisis sekolahnya.
"Bukan hanya itu saja,
siswa pun harus diberi motivasi agar lebih semangat belajar. Bekal seperti ini
juga berguna untuk hidup mereka ke depannya, karena sehebat apapun guru semua
tergantung siswanya," katanya.
Menurutnya, strategi yang perlu
dilakukan adalah dengan membiasakan siswanya menghadapi variasi soal dari
sekarang, sehingga meskipun berbeda jenisnya, materi yang diujikan tidak jauh
berbeda dengan pelajaran di kelas.
"Kecuali pengayaan
soal-soal SMPTN terus dicampuradukkan," cetusnya.
Sumber: kompas.com