MEDAN — Sebagian siswa di Medan belum siap menghadapi soal Ujian Nasional (UN). Mereka tidak lolos dalam serangkaian uji coba mengerjakan soal. Siswa merasa belum memahami materi yang bakal diujikan.
"Saya mengikuti sekali uji coba UN, tetapi gagal. Saya kurang baca, pelajaran yang di sekolah kurang saya dalami di rumah," tutur Michael R Sinuraya, siswa SMA Negeri 15, Senin (25/1/2010), ditemui di Medan, Sumatera Utara.
Nilai hasil uji coba Michael tidak memenuhi standar rata-rata terendah yang ditetapkan pemerintah, yaitu 5,5. Dia mengaku belum memahami semua materi yang diujikan. Siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini mengatasi ketinggalannya dengan mengikuti bimbingan belajar.
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Medan Rebecca Girsang mengatakan, para siswanya masih belum terlatih untuk teliti. Berdasarkan hasil evaluasi uji coba soal di kelas, mereka terburu-buru mengerjakan soal. Sebagian dari mereka banyak terjebak melakukan kesalahan pada soal Bahasa Indonesia.
"Para siswa juga belum siap mental menghadapi UN," tutur Rebecca.
Lantaran itu, ia meminta agar para guru sering mengajak bicara siswa. Sebagian siswa, tuturnya, mentalnya sering jatuh ketika melihat pengawas. Kejatuhan mental ini membuat para siswa menganggap UN sebagai beban. Jika hal ini terjadi, para siswa tidak bisa leluasa berpikir ringan.
"Berkali-kali saya minta siswa tidak menganggap UN sebagai beban. Sekalian juga para guru agar tak menakut-nakuti siswa tentang UN," katanya.
Wakil Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Medan Mahmud Rangkuti tengah menyiapkan siswa agar tidak gagal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pihak sekolah pekan lalu menggelar uji coba UN khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
"Saat ini kami sedang menilai hasil uji coba itu," katanya.
Sumber: kompas.com
"Saya mengikuti sekali uji coba UN, tetapi gagal. Saya kurang baca, pelajaran yang di sekolah kurang saya dalami di rumah," tutur Michael R Sinuraya, siswa SMA Negeri 15, Senin (25/1/2010), ditemui di Medan, Sumatera Utara.
Nilai hasil uji coba Michael tidak memenuhi standar rata-rata terendah yang ditetapkan pemerintah, yaitu 5,5. Dia mengaku belum memahami semua materi yang diujikan. Siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini mengatasi ketinggalannya dengan mengikuti bimbingan belajar.
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Medan Rebecca Girsang mengatakan, para siswanya masih belum terlatih untuk teliti. Berdasarkan hasil evaluasi uji coba soal di kelas, mereka terburu-buru mengerjakan soal. Sebagian dari mereka banyak terjebak melakukan kesalahan pada soal Bahasa Indonesia.
"Para siswa juga belum siap mental menghadapi UN," tutur Rebecca.
Lantaran itu, ia meminta agar para guru sering mengajak bicara siswa. Sebagian siswa, tuturnya, mentalnya sering jatuh ketika melihat pengawas. Kejatuhan mental ini membuat para siswa menganggap UN sebagai beban. Jika hal ini terjadi, para siswa tidak bisa leluasa berpikir ringan.
"Berkali-kali saya minta siswa tidak menganggap UN sebagai beban. Sekalian juga para guru agar tak menakut-nakuti siswa tentang UN," katanya.
Wakil Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Medan Mahmud Rangkuti tengah menyiapkan siswa agar tidak gagal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pihak sekolah pekan lalu menggelar uji coba UN khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
"Saat ini kami sedang menilai hasil uji coba itu," katanya.
Sumber: kompas.com