SLAWI - Unjuk rasa guru wiyata bakti sekolah swasta yang tergabung dalam Forum Guru Sekolah Swasta Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terus berlanjut, Selasa (5/1/2010). Mereka mendirikan tenda-tenda keprihatinan di halaman Gedung DPRD dan mengancam mogok makan.
Sehari sebelumnya, sekitar 4.000 anggota Forum Guru Sekolah Swasta (Forgusta) dan ratusan siswa mendatangi Gedung DPRD untuk menuntut kesejahteraan. Itu mereka lakukan karena insentif Rp 175.000 yang selama ini diperoleh dari Pemkab Tegal terancam berkurang, bahkan hilang.
"Aksi ini masih tahap awal," ujar Ketua Forgusta Kabupaten Tegal Fatah Yasin.
Menurutnya, Forgusta berencana mendirikan sekitar 596 tenda pada Rabu pagi ini (6/1/2010). "Setiap sekolah akan mengirim satu tenda," katanya.
Fatah Yasin mengatakan, Forgusta tetap menuntut pemerintah memberikan insentif sebesar Rp 250.000 per bulan kepada guru wiyata bakti di sekolah swasta. Mereka menolak rencana pemerintah mengurangi anggaran insentif guru swasta pada 2010. Jika tuntutan tidak dipenuhi, Forgusta mengancam melakukan mogok makan dan mogok mengajar.
Sejumlah guru yang ditemui di lokasi unjuk rasa bertekad terus berjuang mendapatkan insentif dari Pemkab Tegal. Nisfi dan Erma, guru taman kanak-kanak, mengatakan, insentif sangat berharga bagi guru wiyata bakti di sekolah swasta.
Menurut Nisfi, masih banyak guru wiyata bakti TK dan SD yang honornya kurang dari Rp 100.000 per bulan. "Rata-rata honornya Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per bulan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Pemkab Tegal Sriyanto mengatakan, pemerintah berencana memeratakan bantuan kepada guru wiyata bakti di sekolah swasta. Sebelumnya, ada beberapa guru yang mendapatkan bantuan ganda, dari pemerintah pusat, provinsi, dan Pemkab Tegal. Namun, terdapat pula guru yang tak mendapatkan bantuan dari tiga sumber itu.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Wakhidin mengatakan, tuntutan Forgusta sulit dipenuhi. Selain pemerataan, rencana pengurangan anggaran insentif guru swasta karena keterbatasan APBD. Rencana anggaran bantuan Forgusta tahun 2010 sekitar Rp 5 miliar, turun dari tahun sebelumnya Rp 8 miliar.
Sumber: kompas.com
Sehari sebelumnya, sekitar 4.000 anggota Forum Guru Sekolah Swasta (Forgusta) dan ratusan siswa mendatangi Gedung DPRD untuk menuntut kesejahteraan. Itu mereka lakukan karena insentif Rp 175.000 yang selama ini diperoleh dari Pemkab Tegal terancam berkurang, bahkan hilang.
"Aksi ini masih tahap awal," ujar Ketua Forgusta Kabupaten Tegal Fatah Yasin.
Menurutnya, Forgusta berencana mendirikan sekitar 596 tenda pada Rabu pagi ini (6/1/2010). "Setiap sekolah akan mengirim satu tenda," katanya.
Fatah Yasin mengatakan, Forgusta tetap menuntut pemerintah memberikan insentif sebesar Rp 250.000 per bulan kepada guru wiyata bakti di sekolah swasta. Mereka menolak rencana pemerintah mengurangi anggaran insentif guru swasta pada 2010. Jika tuntutan tidak dipenuhi, Forgusta mengancam melakukan mogok makan dan mogok mengajar.
Sejumlah guru yang ditemui di lokasi unjuk rasa bertekad terus berjuang mendapatkan insentif dari Pemkab Tegal. Nisfi dan Erma, guru taman kanak-kanak, mengatakan, insentif sangat berharga bagi guru wiyata bakti di sekolah swasta.
Menurut Nisfi, masih banyak guru wiyata bakti TK dan SD yang honornya kurang dari Rp 100.000 per bulan. "Rata-rata honornya Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per bulan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Pemkab Tegal Sriyanto mengatakan, pemerintah berencana memeratakan bantuan kepada guru wiyata bakti di sekolah swasta. Sebelumnya, ada beberapa guru yang mendapatkan bantuan ganda, dari pemerintah pusat, provinsi, dan Pemkab Tegal. Namun, terdapat pula guru yang tak mendapatkan bantuan dari tiga sumber itu.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Wakhidin mengatakan, tuntutan Forgusta sulit dipenuhi. Selain pemerataan, rencana pengurangan anggaran insentif guru swasta karena keterbatasan APBD. Rencana anggaran bantuan Forgusta tahun 2010 sekitar Rp 5 miliar, turun dari tahun sebelumnya Rp 8 miliar.
Sumber: kompas.com