YOGYAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud menerima anugerah penghargaan dari Universitas Islam Indonesia yaitu UII Award. Pemberian penghargaan ini didasarkan pada konsistensinya dalam memperjuangkan bangsa yang lebih baik.
Piagam UII Award yang terbuat dari emas 22 karat dengan berat 66 gram tersebut diberikan langsung oleh Rektor UII Edy Suandi Hamid di kampus terpadu UII, Rabu (6/1/2010). "Kiprah-kiprah beliau menunjukkan bahwa memang ada yang salah dalam penegakan hukum di Indonesia," tutur Edy dalam kata sambutannya.
Menurut Edy, salah satu kontribusi terbesar Guru Besar Hukum Tata Negara UII tersebut adalah keberaniannya dalam upaya penegakan hukum dan pemberantasan mafia hukum di tanah air.
Melalui Mahkamah Konstitusi yang dipimpinnya, Mahfud dinilai mampu menunjukkan betapa hukum di Indonesia dapat dimainkan dan digunakan oleh segelintir manusia untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Berbagai keputusannya sebagai hakim konstitusi juga dianggap telah memenuhi aspirasi serta hati nurani rakyat meskipun kerap menuai kontroversi.
"Salah satu yang terbaru adalah pemutaran rekaman penyadapan di pengadilan dalam kasus Bibit-Chandra beberapa waktu lalu," kata Edy menambahkan.
Dalam acara penganugerahan itu, Mahfud sempat mengucapkan terima kasih atas dukungan semua media massa pada MK dalam upaya menegakkan keadilan dan memberantas mafia peradilan. "Tanpa dukungan media massa, apapun yang saya kerjakan tidak akan menuai hasil atau sambutan dari masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan, penegakan hukum harus tetap mengutamakan rasa keadilan dan berlandaskan hati nurani. Oleh karena itu, saat penerapan undang-undang tidak menunjukkan rasa keadilan dan hati nurani, maka undang-undang tersebut bisa dilanggar.
"Saat proses hukum secara formalitas sudah dilaksanakan dengan benar, namun dalam penerapannya ternyata melanggar juga hak-hak asasi manusia, maka hak asasi manusia harus menjadi prioritas keputusan," tuturnya.
UII Award kali ini merupakan anugerah yang ketiga dan yang pertama kali diberikan setelah 12 tahun vakum. UII Award pertama diberikan ke pada Mantan Menteri Kehakiman Baharuddin Lopa pada tahun 1997 dan UII Award yang kedua diberikan kepada Mantan Ketua MPR Amien Rais pada 1998.
Sumber: kompas.com
Piagam UII Award yang terbuat dari emas 22 karat dengan berat 66 gram tersebut diberikan langsung oleh Rektor UII Edy Suandi Hamid di kampus terpadu UII, Rabu (6/1/2010). "Kiprah-kiprah beliau menunjukkan bahwa memang ada yang salah dalam penegakan hukum di Indonesia," tutur Edy dalam kata sambutannya.
Menurut Edy, salah satu kontribusi terbesar Guru Besar Hukum Tata Negara UII tersebut adalah keberaniannya dalam upaya penegakan hukum dan pemberantasan mafia hukum di tanah air.
Melalui Mahkamah Konstitusi yang dipimpinnya, Mahfud dinilai mampu menunjukkan betapa hukum di Indonesia dapat dimainkan dan digunakan oleh segelintir manusia untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Berbagai keputusannya sebagai hakim konstitusi juga dianggap telah memenuhi aspirasi serta hati nurani rakyat meskipun kerap menuai kontroversi.
"Salah satu yang terbaru adalah pemutaran rekaman penyadapan di pengadilan dalam kasus Bibit-Chandra beberapa waktu lalu," kata Edy menambahkan.
Dalam acara penganugerahan itu, Mahfud sempat mengucapkan terima kasih atas dukungan semua media massa pada MK dalam upaya menegakkan keadilan dan memberantas mafia peradilan. "Tanpa dukungan media massa, apapun yang saya kerjakan tidak akan menuai hasil atau sambutan dari masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan, penegakan hukum harus tetap mengutamakan rasa keadilan dan berlandaskan hati nurani. Oleh karena itu, saat penerapan undang-undang tidak menunjukkan rasa keadilan dan hati nurani, maka undang-undang tersebut bisa dilanggar.
"Saat proses hukum secara formalitas sudah dilaksanakan dengan benar, namun dalam penerapannya ternyata melanggar juga hak-hak asasi manusia, maka hak asasi manusia harus menjadi prioritas keputusan," tuturnya.
UII Award kali ini merupakan anugerah yang ketiga dan yang pertama kali diberikan setelah 12 tahun vakum. UII Award pertama diberikan ke pada Mantan Menteri Kehakiman Baharuddin Lopa pada tahun 1997 dan UII Award yang kedua diberikan kepada Mantan Ketua MPR Amien Rais pada 1998.
Sumber: kompas.com