MALANG - "Danke, SMAN 1!". Kira-kira, kata itulah yang diucapkan oleh Direktur Goethe Institut Jerman, Franz Augustin, kepada kiprah SMAN 1 Kota Malang, dalam pengembangan pendidikan Bahasa Jerman di Indonesia.
Ya, sekolah pimpinan Drs M Sulthon ini terpilih sebagai salah satu dari 1.000 sekolah di dunia, dengan pendidikan bahasa Jerman terbaik. Tak banyak yang tahu, bila pengakuan ini sudah diberikan oleh Goethe Institut,-- sebagai lembaga nonprofit yang dibentuk untuk mempromosikan pembelajaran bahasa Jerman, sejak akhir 2008 lalu.
Sulthon sendiri mengatakan, penghargaan ini semakin membuktikan, bahwa SMAN 1 adalah "rajanya" SMA untuk pendidikan bahasa. Namun menurutnya, Goethe tentu tidak sembarangan memilih SMAN 1 sebagai ’sekolah mitra’ dalam pengembangan Bahasa Jerman.
"Buktinya, untuk Malang, hanya kami yang menerima penghargaan sekolah mitra ini," kata Sulthon, Senin (4/1/2010), sambil menunjuk piagam penghargaan yang digantungkan di ruang kerjanya itu.
Sulthon sendiri tak begitu mengerti kriteria Goethe memilih 1.000 sekolah mitra. Hanya, ia menduga, perlakuan istimewa SMAN 1 terhadap bahasa Jerman-lah, yang membuat mereka memilih SMAN 1.
"Seluruh siswa SMAN 1 tanpa kecuali wajib belajar bahasa Jerman. Di Malang, ini tidak ada di SMA lain," ungkap Sulthon.
"Raja" Bahasa
Di SMAN 1, seluruh siswa kelas 1 memang diwajibkan untuk mempelajari bahasa ibu orang-orang Bavaria ini. Baru, ketika mereka naik ke kelas 2, mereka boleh menentukan untuk tetap mengambil bahasa Jerman sebagai bahasa asing pilihan atau empat bahasa asing lainnya, yakni Arab, Prancis, China, atau Jepang.
Begitu banyak, sehingga tidaklah terlalu berlebihan bila Sulthon membanggakan sekolah binaannya ini sebagai "rajanya" sekolah bahasa. Untuk menegaskan komitmen sekolah yang bersemboyan 'Mitreka Satata' itu terhadap pentingnya bahasa, jurusan Bahasa tetap dipertahankan. Bahkan, lanjut dia, jurusan Bahasa menjadi salah satu ciri khas SMAN 1 dibandingkan sekolah-sekolah setara lainnya.
Penghargaan Goethe tersebut, kata Sulthon, juga tak berakhir dalam sebuah piagam yang terbingkai di ruang kerjanya. Goethe berjanji kepada SMAN I untuk menggelontorkan berbagai program pembelajaran dan beasiswa yang tak didapatkan di sekolah lain. Semisal, mengundang guru, bahkan siswa SMAN 1, untuk mengunjungi negara yang digdaya di bidang industri otomotif ini. Contoh terdekat, tiga siswa kelas XI, yakni Chotimatul Fitria, Adibtya Asyhari, Jawahir Asy Mahdi, akan mencicipi negeri Jerman, Kamis (7/1/2010).
Sumber: kompas.com
Ya, sekolah pimpinan Drs M Sulthon ini terpilih sebagai salah satu dari 1.000 sekolah di dunia, dengan pendidikan bahasa Jerman terbaik. Tak banyak yang tahu, bila pengakuan ini sudah diberikan oleh Goethe Institut,-- sebagai lembaga nonprofit yang dibentuk untuk mempromosikan pembelajaran bahasa Jerman, sejak akhir 2008 lalu.
Sulthon sendiri mengatakan, penghargaan ini semakin membuktikan, bahwa SMAN 1 adalah "rajanya" SMA untuk pendidikan bahasa. Namun menurutnya, Goethe tentu tidak sembarangan memilih SMAN 1 sebagai ’sekolah mitra’ dalam pengembangan Bahasa Jerman.
"Buktinya, untuk Malang, hanya kami yang menerima penghargaan sekolah mitra ini," kata Sulthon, Senin (4/1/2010), sambil menunjuk piagam penghargaan yang digantungkan di ruang kerjanya itu.
Sulthon sendiri tak begitu mengerti kriteria Goethe memilih 1.000 sekolah mitra. Hanya, ia menduga, perlakuan istimewa SMAN 1 terhadap bahasa Jerman-lah, yang membuat mereka memilih SMAN 1.
"Seluruh siswa SMAN 1 tanpa kecuali wajib belajar bahasa Jerman. Di Malang, ini tidak ada di SMA lain," ungkap Sulthon.
"Raja" Bahasa
Di SMAN 1, seluruh siswa kelas 1 memang diwajibkan untuk mempelajari bahasa ibu orang-orang Bavaria ini. Baru, ketika mereka naik ke kelas 2, mereka boleh menentukan untuk tetap mengambil bahasa Jerman sebagai bahasa asing pilihan atau empat bahasa asing lainnya, yakni Arab, Prancis, China, atau Jepang.
Begitu banyak, sehingga tidaklah terlalu berlebihan bila Sulthon membanggakan sekolah binaannya ini sebagai "rajanya" sekolah bahasa. Untuk menegaskan komitmen sekolah yang bersemboyan 'Mitreka Satata' itu terhadap pentingnya bahasa, jurusan Bahasa tetap dipertahankan. Bahkan, lanjut dia, jurusan Bahasa menjadi salah satu ciri khas SMAN 1 dibandingkan sekolah-sekolah setara lainnya.
Penghargaan Goethe tersebut, kata Sulthon, juga tak berakhir dalam sebuah piagam yang terbingkai di ruang kerjanya. Goethe berjanji kepada SMAN I untuk menggelontorkan berbagai program pembelajaran dan beasiswa yang tak didapatkan di sekolah lain. Semisal, mengundang guru, bahkan siswa SMAN 1, untuk mengunjungi negara yang digdaya di bidang industri otomotif ini. Contoh terdekat, tiga siswa kelas XI, yakni Chotimatul Fitria, Adibtya Asyhari, Jawahir Asy Mahdi, akan mencicipi negeri Jerman, Kamis (7/1/2010).
Sumber: kompas.com