JAKARTA - Wakil Presiden RI Boediono menyatakan bahwa ujian nasional yang diselenggarakan setiap tahun tetap diperlukan. Meski demikian, ia memahami bahwa kemampuan setiap daerah berbeda tergantung daya dukung daerah.
"Ujian nasional itu masih sangat diperlukan untuk menarik standar yang kurang lebih sama. Karena tanpa ini, kualitas akan terus berbeda-beda," jelas Boediono di sela-sela kunjungan kerjanya di Banda Aceh, Sabtu (26/12).
Ia menekankan pentingnya ujian sebagai alat kontrol dan monitor kualitas pendidikan. Ia mengakui jika ujian di beberapa tempat malah menjadi rintangan, tapi penanganan untuk kondisi demikian bukanlah dengan menghilangkan sama sekali ujian nasional. Penanganan yang semestinya dilakukan dengan memberikan dukungan langsung untuk menutupi kekurangan sekolah-sekolah tersebut. "Ini harus direncanakan dengan baik dengan tidak melupakan kemampuan yang berbeda-beda antara sekolah satu dan lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, fungsi pemerintah daerah sangat berperan besar, terutama pendidikan hingga jenjang SMA. Ia meminta agar pemda memprioritaskan pendidikan sehingga aksesnya semakin lama semakin mudah. Pemerintah pusat, sambungnya, akan turut mendukung upaya yang dilakukan pemda. Termasuk, peningkatan kesejahteraan guru.
"Kalau kami ingin guru memusatkan hidupnya untuk mengajar anak-anak kita, ya memang harus disediakan sesuai standar hidup. Bukan komersial tapi dihitung dari hati. Saya ini esensinya sebagai guru. Saya masuk ke pemerintahan ini suratan tangan saja. Jadi, guru bukan soal gaji, tapi panggilan hati. Itu lebih kuat lagi untuk melakukan sesuatu," tukasnya.
Ia juga menyoal sertifikasi guru yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pengajar. Ia mengkhawatirkan sertifikasi yang diadakan jatuh menjadi formalitas belaka. "Kami akan terus memperbaiki supaya jangan semata formalitas saja," tandasnya.
Sumber: media indonesia
"Ujian nasional itu masih sangat diperlukan untuk menarik standar yang kurang lebih sama. Karena tanpa ini, kualitas akan terus berbeda-beda," jelas Boediono di sela-sela kunjungan kerjanya di Banda Aceh, Sabtu (26/12).
Ia menekankan pentingnya ujian sebagai alat kontrol dan monitor kualitas pendidikan. Ia mengakui jika ujian di beberapa tempat malah menjadi rintangan, tapi penanganan untuk kondisi demikian bukanlah dengan menghilangkan sama sekali ujian nasional. Penanganan yang semestinya dilakukan dengan memberikan dukungan langsung untuk menutupi kekurangan sekolah-sekolah tersebut. "Ini harus direncanakan dengan baik dengan tidak melupakan kemampuan yang berbeda-beda antara sekolah satu dan lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, fungsi pemerintah daerah sangat berperan besar, terutama pendidikan hingga jenjang SMA. Ia meminta agar pemda memprioritaskan pendidikan sehingga aksesnya semakin lama semakin mudah. Pemerintah pusat, sambungnya, akan turut mendukung upaya yang dilakukan pemda. Termasuk, peningkatan kesejahteraan guru.
"Kalau kami ingin guru memusatkan hidupnya untuk mengajar anak-anak kita, ya memang harus disediakan sesuai standar hidup. Bukan komersial tapi dihitung dari hati. Saya ini esensinya sebagai guru. Saya masuk ke pemerintahan ini suratan tangan saja. Jadi, guru bukan soal gaji, tapi panggilan hati. Itu lebih kuat lagi untuk melakukan sesuatu," tukasnya.
Ia juga menyoal sertifikasi guru yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pengajar. Ia mengkhawatirkan sertifikasi yang diadakan jatuh menjadi formalitas belaka. "Kami akan terus memperbaiki supaya jangan semata formalitas saja," tandasnya.
Sumber: media indonesia